Jumat, 17 April 2015

Lingkungan Sekolah Yang Baik


Lingkungan Sekolah Yang Baik


Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya.  
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat.
Jadi lingkungan sekolah adalah ruang yang sengaja dirancang untuk melaksanaakan pendidikan. Untuk itu lingkungan tersebut harus benar – benar dirancang untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang maksimal.  Sekolah seharusnya dikembangkan menjadi pusat pendidikan dan kebuadayaan yang mencerminkan suatu masyarakat pancasilais. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu tujuan pendidikan yaitu terbentuknya kepribadian anak didik yang baik. Kepribadian anak bisa dibentuk melalui kondisi lingkungan sekolah yang ada. Untuk itu lingkungan yang dapat membentuk kepribadian anak yang baik berupa lingkungan sekolah yang baik, efektif, dan efisien.

Adapun cirri – cirri lingkungan sekolah yang baik :

1.        Harapan yang tinggi untuk setiap peserta didik

Semangat untuk mencapai prestasi yang tinggi sudah harus dimulai dari lingkungan keluarga. Sejak keberangkatannya ke sekolah, anak-anak sudah harus dimotivasi untuk belajar dengan giat agar dapat mencapai prestasi yang tinggi. Belaian kepala, ataupun ciuman kening dari orangtuanya, ciuman tangan orangtuanya oleh sang anak harus diiringi dengan harapan dan do’a agar sang anak agar sang anak memiliki semangat yang tinggi agar dapat mencapai prestasi yang tinggi. “Belajar yang tekun ya nak!”, harus menjadi kata-kata motivasi mukjizat yang sering diucapkan oleh ayah dan bundanya.

2.       Dukungan orangtua dan masyarakat.

Orangtua tidak dapat hanya menyerahkan bulat-bulat kepada guru atau sekolah. Bahkan masyarakat juga harus mempunyai kepedulian terhadap kemajuan pendidikan di sekolah. Itulah sebabnya, sekolah perlu didukung adanya Komite Sekolah, sebagai wadah peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan di sekolah.

3.       Kurikulum yang ketat dan penilaian yang adil

Sekolah yang baik jika kurikulum yang telah disusun dilaksanakan secara ketat. Untuk ini, satuan pendidikan sekolah harus menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sesuai dengan standar isi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dan saat ini pemerintah merancang kurikulum 2013.

4.       Sumber daya yang cukup untuk membantu semua siswa mencapai hasil belajar yang dicita-citakan.

Sumber daya berupa sarana dan prasarana pendidikan memang perlu dimiliki oleh sekolah yang baik.

5.       Lingkungan belajar yang aman, sehat, dan mendukung.

Lingkungan belajar di sekolah yang baik memang disediakan dengan lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung proses pembelajaran. Lingkungan sekolah yang bersih, indah, dan asri, sudah pasti akan menjadi lingkungan yang didambakan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah, termasuk orangtua dan masyarakatnya.

6.       Sekolah dan ruang kelas dilengkapi untuk proses pengajaran dan pembelajaran.

Kampus Sampoerna School of Education (SSE) telah dapat menjadi contoh bahwa semua ruang kelasnya telah dilengkapi dengan infocus, karena proses pembelajarannya telah berbasis ICT atau komputer. Bahkan semua dinding kelas dan sekat antarkelasnya pun telah dibuat dengan menggunakan bahan white board. Oleh karena itu, semua dinding dan sekat antarruang kelasnya sekaligus dapat digunakan untuk proses pengajaran dan pengajaran di dalam kelas.

7.       Guru yang memenuhi telah memenuhi kualifikasi di setiap ruang kelas.

Standar nasional pendidikan telah menetapkan bahwa minimal guru berkualifikasi S1 atau D4. Selain kualifikasi yang memadai, guru harus menguasai kompetensi yang meliputi 4 (empat) jenis kompetensi, yang meliputi 1) kompetensi kepriadian, 2) kompetensi pedagogik, 3) kompetensi profesional, dan 4) kompetensi sosial.

8.       Kepemimpinan sekolah yang kuat.

Pucuk pimpinan di sekolah adalah kepala sekolah. Oleh karena itu, maka kepala sekolah harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di sekolah, meliputi 1) perencanaan (planning), 2) pengorganisasian (organizing), 3) pelaksanaan (actuating), dan 4) pengawasan (controlling), yang sering disingkat POAC.


Oleh :Saidah Nurul Haq (A510130085)

Selasa, 14 April 2015

Pengembangan Kepribadian


Pengembangan kepribadian



Maksud dari kepribadian ialah sifat hakiki yang unik sebagai hasil interaksi timbal balik antara dirinya dengan lingkungan yang tercemin pada sikap dan membedakan dirinya dengan orang lain. Dan Pengembangan Kepribadian adalah Pengembangan sifat hakiki seseorang ke arah yang lebih baik demi terbentuknya suatu bentuk kepribadian diri yang dapat di terima oleh lingkungannya dalam segala situasi kehidupan.  
     
Pengembangan kepribadian dapat tebentuk sejak masa anak-anak. Hal-hal yang dapat mempengaruhi Pengembangan kepribadian diantaranya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh anak sejak anak dilahirkan memberi pengaruh besar terhadap perkembangan anak.  Lingkungan keluarga juga salah satu faktor yang akan menentukan kepribadian anak, terutama pola asuh orang tua terhadap anak. Menurut teori empirisme anak dilahirkan bagaikan kertas putih. Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian, dipahami bahwa aliran empirisme ini, seorang pendidik memegang peranan penting terhadap keberhasilan peserta didiknya.
Setelah lingkungan keluarga, hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya ialah lingkungan bermain. Anak bermain dengan teman-temanya yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Dari latar belakang yang berbeda-beda tersebut tentunya setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga anak bisa saja meniru karakter teman-temanya. Dan disini hal-hal yang perlu dipertikan ialah bagaimana caranya supaya anak bisa terhindar dari meniru karakter-karakter yang kurang baik.
Kemajuan tekhnologi saat ini juga memberi dampak tehadap pola bermain anak. Dengan adanya gadget yang serba cangih yang  menyuguhkan permainan – permainan yang menarik untuk anak, sehingga anak terlalu sibuk memainkan gadgetnya sehingga mereka lebih memilih untuk bermain dengan gadgetnya daripada dengan teman-temanya. Hal seperti ini dapat menyebabkan anak menjadi pribadi yang individualis karena anak jarang berinteraksi dengan teman-temanya. Untuk itu, anak harus diperkenalkan dengan sebuah permainan yang mengajarkan anak mengenai kebersamaan, kerjasama, tolong-menolong dan hal positif lainya supaya dapat mengembangkan kepribadian anak.

Oleh: Sulistyaningsih (A510130086)